IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013
A.
Penerapan
Kurikulum 2013
Setelah
melalui perjalanan panjang dan berliku, akhirnya Kurikulum 2013 mendapatkan
restu dari berbagai pihak untuk diimplementasikan. Kini saatnya kita
memasuki era implementasi kurikulum ini, tentu saran perbaikan tetap diharapkan
guna meminimalisasi hal yang tidak perlu terjadi di lapangan.
SEPIK
(Sistem Elektronik Pemantauan Implementasi Kurikulum) ini diluncurkan untuk
melakukan pemantauan terhadap implementasi kurikulum yang meliputi: distribusi buku,
pelaksanaan pelatihan dari Instruktur Nasional, Kepala Sekolah, Pengawas
Sekolah, Guru Inti hingga Guru Sasaran. SEPIK menyediakan fitur-fitur yang
diperlukan bagi Pendidik dan Tenaga Kependidikan untuk mengakses lebih jauh
pelaksanaan pelatihan.
SEPIK adalah
Sistem Elektronik Pementauan Implementasi Kurikulum. Sistem ini dikelola oleh
Unit Implementasi Kurikulum 2013, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Fungsi utama SEPIK adalah :
Fungsi utama SEPIK adalah :
1.
Menampilkan Informasi untuk Publik secara detil
mengenai 6.325 Sekolah Sasaran, 74.289 PTK Sasaran, Jadwal dan Lokasi Pelatihan
di 6 Region dan 31 LPMP.
2.
Memantau Status Distribusi Paket Buku ke LPMP dan
sekolah sasaran Kurikulum 2013 sebagai e-livereport.
3.
Memantau Status Keterlaksanaan Pelatihan Instruktur
Nasional, PTK Inti dan PTK Sasaran di LPMP sebagai e-livereport.
B.
Pelaksanaan Kurikulum 2013
Dapat Dipantau Secara 'Online'
Pemerintah mulai menerapkan
implementasi Kurikulum 2013 mulai Tahun Pelajaran 2013/2014 pada 15 Juli
mendatang. Masyarakat yang ingin memantau implementasi pelaksanaan kurikulum
dapat mengaksesnya secara online melalui laman kurikulum.kemdikbud.go.id.
“Informasi mengenai perkembangan kurikulum bisa
dilihat di Sistem Elektronik Pemantauan Implementasi Kurikulum (SEPIK) 2013,”
Musliar menyampaikan, untuk pengadan
tender buku Kurikulum 2013 telah selesai dilaksanakan dan pemenangnya sudah
diumumkan. “Insya Allah kalau DIPA sudah disetujui atau keluar dari Kemkeu akan
segera dilakukan kontrak dengan pemenang tender,” katanya.
Musliar menyebutkan, sasaran implementasi Kurikulum
2013 sebanyak 6.325 sekolah untuk jenjang SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, dan SMK di
295 kabupaten/kota di 33 provinsi. Sementara anggaran implementasi Kurikulum
2013 sebanyak Rp 829 miliar.
Adapun kriteria sekolah sasaran yang
akan melaksanakan Kurikulum 2013 ini harus memenuhi kesiapan sekolah, yang
ditandai dengan akreditasinya dan sekolah eks RSBI (Rintisan Sekolah Berstandar
Internasional). “Diutamakan sekolah akreditasi A, tetapi untuk menjangkau dan
proporsional diambil akreditasi B,” kata Wamendikbud.
Menurut Musliar, pelatihan guru yang
akan mengajarkan Kurikulum Baru ini dilakukan secara bertingkat mulai dari
melatih instruktur nasional, guru inti, dan guru sasaran. Pelatihan untuk guru
sasaran, akan dilakukan saat liburan sekolah supaya tidak mengganggu aktivitas
sekolah. “Untuk instruktur nasional dilakukan 24 Juni," ujar Wamendikbud.
Adapun PTK sasaran yang dilatih
total sebanyak 74.289 orang meliputi instruktur nasional sebanyak 572, guru
inti 4.740, pengawas inti 565, dan guru sasaran 55.762. Kemudian untuk pengawas
sasaran 6.325 dan kepala sekolah sasaran 6.325.
Ketua Unit Implementasi Kurikulum
Pusat Tjipto Sumadi menyampaikan, SEPIK diluncurkan untuk melakukan pemantauan
terhadap implementasi kurikulum yang meliputi distribusi buku, pelaksanaan
pelatihan dari instruktur nasional, kepala sekolah, pengawas sekolah, guru inti
hingga guru sasaran. “SEPIK menyediakan fitur-fitur yang diperlukan bagi
pendidik dan tenaga kependidikan (PTK) untuk mengakses lebih jauh pelaksanaan pelatihan,”
katanya.
Kepala Pusat Kurikulum dan Perbukuan
Badan Penelitian dan Pengembangan Kemdikbud Ramon Mohandas menyampaikan,
implementasi Kurikulum 2013 dilaksanakan terbatas dan bukan piloting.
Dia menyebutkan, pada jenjang SD/MI diterapkan di sebanyak 2.598 sekolah untuk
kelas 1 dan 4, sedangkan pada jenjang SMP/MTs 1.436 sekolah untuk kelas 7.
Sementara pada jenjang SMA/MA di 1.270 sekolah dan SMK di 1.021 sekolah untuk
kelas 10.
C.
Penerapan Kurikulum 2013 Terkesan Tergesa-gesa
Kurikulum 2013 dinilai sangat bagus untuk
membangkitkan kemampuan nalar dan kreativitas anak didik secara merata di
Indonesia. Sayangnya, penerapan kurikulum 2013 terkesan tergesa-gesa atau
dipaksakan. Ini mengingat masih banyaknya pertanyaan, keberatan, dan
kontroversi di sekitar kurikulum yang akan dilaksanakan mulai 15 Juli 2013 itu.
Padahal masa bakti Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) hanya tersisa
satu setengah tahun lagi.
Hal itu diungkapkan Rektor Uinversitas Islam Sumatera Utara (UISU) Prof Ir H Zulkarnain Lubis MS, PhD saat menjadi pembicara pada seminar Hari Pendidikan Nasional “Sistem Kurikulum 2013” yang digelar mahasiswa Fakultas Ilmu Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) UISU di auditorium Kampus Al-Munawwarah, Jalan Sisingamangaraja Medan, Sabtu (1/5).
Hal itu diungkapkan Rektor Uinversitas Islam Sumatera Utara (UISU) Prof Ir H Zulkarnain Lubis MS, PhD saat menjadi pembicara pada seminar Hari Pendidikan Nasional “Sistem Kurikulum 2013” yang digelar mahasiswa Fakultas Ilmu Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) UISU di auditorium Kampus Al-Munawwarah, Jalan Sisingamangaraja Medan, Sabtu (1/5).
Dalam seminar itu juga berbicara Kadis Pendidikan
(Kadisdik) Kota Medan yang diwakili Kepala Seksi (Kasi) Kurikulum Drs Supri
Harahap MPd, dan Guru Besar Universitas Negeri Medan (Unimed) Prof Dr Syaiful
Sagala MPd. Seminar yang diikuti ratusan mahasiswa FKIP UISU ini dipandu
Ernawati SPd, MPd dan dihadiri Dekan FKIP UISU diwakili Pembantu Dekan (PD) III
Slamet Haris. Prof Zulkarnain menyatakan pengambil kebijakan di Kemendikbud
terlalu ambisius untuk mengebut penerapan kurikulum 2013. Dan itu terlihat dari
anggaran yang disiapkan begitu besar guna mempersiapkan “proyek” itu di jajaran
kementrian, kepala dinas, pengawas, pendidik serta melatih master teacher dan
seterusnya untuk diduplikasikan ke sekolah lainnya.
Memang pemerintah memprioritaskan implementasi
kurikulum 2013 bagi sekolah eks RSBI dan sekolah berakreditasi A di 6.325
sekolah yang ada di Indonesia. Kemendikbud akan melatih guru-guru mulai minggu
ketiga bulan Juni sampai awal Juli. Ini terlalu ambisius, karena antara waktu
yang tersedia untuk menyiapkan para guru terlalu singkat dan dirasa tidak
mungkin,” katanya Padahal, kata Prof Zulkarnain, mutu pendidikan tidak hanya
ditentukan oleh kurikulum. Sebab, perubahan kurikulum tidak akan bisa
memperbaiki mutu pendidikan, jika tidak dibarengi dengan peningkatan kualitas
dan kuantitas guru, serta dukungan sarana- prasarana yang optimal.
“Diantara ketiga faktor tersebut, seharusnya
kurikulum adalah masalah yang terakhir dibenahi. Yang perlu diprioritaskan
terlebih dahulu adalah sarana prasarana dan kualitas guru serta tidak meratanya
distribusi guru,” jelasnya. Sementara itu, Supri Harahap mengatakan,
pelaksanaan Kurikulum 2013 memberi ruang belajar yang lebih terbuka kepada
anak-anak tingkat sekolah dasar (SD) untuk tidak terus dipaksa belajar dalam ruangan
yang kaku.
Dengan kurikulum 2013, anak SD tak
lagi dibebani jumlah mata pelajaran dan PR yang banyak. Dengan pengintegarisan
sejumlah mata pelajaran, anak-anak diharapkan akan belajar dengan bahagia,
tidak lagi seperti saat ini yang dicekoki PR yang banyak ,” paparnya.
Sedangkan Guru Besar Unimed Prof Syaiful Sagala mengungkapkan, impelementasi kurikulum 2013 masih menyimpan sejumlah persoalan. Misalnya soal pengintegrasian mata pelajaran IPA ke mata pelajaran Bahasa Indonesia akan muncul masalah, guru apa nantinya yang berkewajiban melakukan evaluasi. Dia membenarkan bahwa mata pelajaran di SD memang berkurang, tetapi durasi belajarnya bertambah dari 32 menjadi 34 jam.
Sedangkan Guru Besar Unimed Prof Syaiful Sagala mengungkapkan, impelementasi kurikulum 2013 masih menyimpan sejumlah persoalan. Misalnya soal pengintegrasian mata pelajaran IPA ke mata pelajaran Bahasa Indonesia akan muncul masalah, guru apa nantinya yang berkewajiban melakukan evaluasi. Dia membenarkan bahwa mata pelajaran di SD memang berkurang, tetapi durasi belajarnya bertambah dari 32 menjadi 34 jam.
D.
Beberapa hal yang baru pada kurikulum 2013 antara
lain:
SD – MI (Sekolah Dasar Madrasah
Ibtidaiyah)
·
Kurikulum 2013 berbasis pada sains.
·
Kurikulum 2013 untuk SD, bersifat tematik integratif.
·
Kompetensi yang ingin dicapai adalah kompetensi yang
berimbang antara sikap, keterampilan, dan pengetahuan, disamping cara
pembelajarannya yang holistik dan menyenangkan.
·
Proses pembelajaran menekankan aspek kognitif,
afektif, psikomotorik melalui penilaian berbasis tes dan portofolio saling
melengkapi.
Mata pelajara (MAPEL) SD diantaranya:
o
Pendidikan Agama
o
PPKn
o
Bahasa Indonesia
o
Matematika
o
IPA
o
IPS
o
Seni Budaya dan Prakarya (Muatan Lokal; Mulok
o
Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (Muatan
Lokal;Mulok)
o
Alokasi waktu per jam pelajaran SD 35 menit
Banyak jam pelajaran per minggu Kelas I = 30 jam,
kelas II= 32 jam, kelas III=34 jam, kelas IV, V,VI=36 jam
0 komentar:
Posting Komentar