Minggu, 21 Juli 2013

PENGEMBANGAN DAN IMPLEMENTASI KURIKULUM DILIHAT DARI ONTOLOGI, EFISTEMOLOGI DAN AKSIOLOGI

PENGEMBANGAN DAN IMPLEMENTASI KURIKULUM 
 DILIHAT DARI ONTOLOGI,
EFISTEMOLOGI DAN AKSIOLOGI


1.        Kurikulum  Menurut Kepala Sekolah :
A.    Ontologi Kurikulum
-          Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan tertentu.
-          Pengertian kurikulum dalam arti luas adalah kegiatan belajar-mengajar yang mencakup di dalam maupun di luar kelas. Sedangkan Pengertian kurikulum dalam arti sempit yaitu kegiatan belajar-mengajar yang hanya ada di dalam kelas saja.
Secara singkat, posisi kurikulum dapat disimpulkan menjadi 3, yaitu:
1. Kurikulum sebagai konstruk
2.      Kurikulum sebagai jawaban berbagai masalah sosial yang berkenaan dengan pendidikan di SDN 2 Moluo
3.      Kurikulum untuk membangun kehidupan masa depan yang didasarkan atas kehidupan masa lalu, masa sekarang, dan berbagai rencana pengembangan dan pembangunan bangsa.
4.      Kurikulum merupakan Komponen-komponen yang terdiri dari tujuan, isi dan struktur program, organisasi, dan proses belajar mengajar serta evaluasi. Sebagai suatu sistem berbagai komponen kurikulum memiliki keterkaitan yang bersifat harmonis dan tidak saling bertentangan.
5.      Kurikulum sangat penting bagi beberapa pihak yang terlibat dalam kegiatan pembelajaran di sekolah. Beberapa pihak yang dimaksud antara lain, guru, kepala sekolah, masyarakat, dan penulis buku pelajaran.

B.     Efistemologi Kurikulum
Kurikulum KTSP memberikan peluang kepada instansi-instansi pendidikan untuk mengembangkan kurikulum  sesuai dengan rekonstruksi sosial masyarakat setempat. KTSP juga menggunakan pendekatan subyek akademis berdasarkan kenyataan bahwa sekolah-sekolah telah menentukan materi pelajaran yang harus dipelajari oleh peserta didik, lalu kemudian, pada tingkat selanjutnya dilakukan penjuruan untuk mengembangkan sebuah disiplin ilmu yang sesuai dengan kemampuan siswa atau peserta didik.

C.    Aksiologi Kurikulum
-          Mendorong terwujudnya otonomi sekolah dalam penyelenggaraan pendidikan.
-          KTSP memberikan otonomi luas kepada sekolah dan satuan pendidikan, disertai seperangkat tanggung jawab untuk mengembangkan kurikulum sesuai dengan kondisi dan kebutuhan daerah setempat.
-          Dengan adanya otonomi daerah, maka sekolah beserta komite sekolah dapat secara bersama – sama merumuskan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan, situasi dan kondisi lingkungan sekolah.
-          KTSP memberi peluang yang lebih luas kepada sekolah – sekolah plus untuk mengembangkan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan..
-          Dalam KTSP guru tidak hanya menjadi diktator yang hanya menekankan satu nilai satu jalan keluar, akan tetapi disini guru berperan sebagai fasilitator dan membebaskan peserta didik untuk berpikir, berkreasi dana berkembang.

6.        Kurikulum  Menurut Guru:
A.    Ontologi Kurikulum
-       Kurikulum dipandang sebagai sejumlah mata pelajaran yang disajikan guru kepada siswa guna mendapatkan ijazah atau naik kelas;
-       Kurikulum dipandang sebagai sejumlah pengalaman dan kegiatan siswa, baik di dalam dan di luar sekolah, di bawah tanggung jawab guru atau sekolah.
-       Kurikulum adalah sejumlah program pendidikan atau program belajar siswa yang disusun secara logis dan sistematis, di bawah tanggung jawab sekolah atau guru, guna mencapai tujuan pendidikan tertentu.
B.     Efistemologi Kurikulum
Disekolah ini ada beberapa Pendekatan yang digunakan dalam mengembangkan kurikulum antara lain :
1.      Pendekatan rekonstruksi sosial, bertolak pada problem yang dihadapai dalam masyarakat untuk selanjutnya memerankan ilmu-ilmu dan teknologi serta bekerja secara kooperatif dan kolaboratif, sebagai upaya mencarikan peecahannya menuju pembentukan masyarakat yang lebih baik.
2.      Pendekatan teknologis dalam menyusun kurikulum atau program pedidikan bertolak dari analisi kompetensi yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugas-tugas tertentu. Materi yang diajarkan, kriteria evaluasi sukses dan strategi belajarnya ditetapkan sesuai dengan analisis tugas (job analisis) tersebut. Jadi pendekatan ini, terbatas pada hal-hal yang bisa dirancang sebelumnya, baik ang menyangkut proses pembelajaran maupun prodoknya.
C.    Aksiologi Kurikulum
-          Guru sebagai fasilitator dalam membantu peserta didik membangun pengetahuan.
-          Pada kurikulum –kurikulum sebelumnya peran guru adalah sebagai instruktur atau selalu memberi intruksi kepada siswa dan dianggap sebagai orang yang serba tahu segalanya, namun setelah adanya KTSP peran tersebut sudah tidak berlaku lagi, karena dalam KTSP siswa diposisikan sebagai subyek didik, bukan sebagai obyek didik, diaman siswa lebih dominan dalam proses pembelajaran, hal ini didasarkan pada suatu pandangan bahwa siswa memiliki potensi untuk berkembang dan berpikir mandiri, karena salah satu ciri pembelajaran efektif adalah “ mengembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebuh bermakna dengan cara bekerja sendiri, menemukan sendiri dan mengkontruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan barunya.”
-          Peran guru atau pendidik adalah sebagai fasilitator dan tugasnya adalah merangsang atau memberikan stimulus, membantu peserta didik untuk mau belajar sendiri dan merumuskan pengertiannya, sedangkan peran
guru tidak hanya menjadi dikatator yang hanya menekankan satu nilai satu jalan keluar, akan tetapi disini guru berperan sebagai fasilitator dan membebaskan peserta didik untuk berpikir, berkreasi dana berkembang. peserta didik adalah aktif dalam belajar dan mencerna pelajaran.
Dalam KTSP dianut bentuk pembelajaran yang ideal yaitu pembelajaran peserta didik aktif dan kritis, peserta didik tidak kosong tetapi sudah ada pengertian awal tertentu yang harus dibantu untuk berkembang, maka dalam pembelajaran ini modelnya adalah model dialogis. Yang dimaksud dengan model dialogis adalah “model mencari bersama antara guru dan peserta didik.” Dengan adanya model dialogis ini maka peserta didik dapat mengungkapkan gagasannya dan dapat mengkritik pendapat guru yang dianggap kurang tepat.

0 komentar:

Posting Komentar